Jumat, 18 Desember 2009

Sex Setelah 5 Tahun

Sebagian orang percaya, setelah lima tahun berumahtangga akan terjadi kejenuhan dalam berhubungan seksual dan berinteraksi. Bila peristiwa ini berlangsung lama, tentu saja akan mengancam kelangsungan bahtera rumah tangga.



Itulah yang dialami oleh Yunan (38 tahun), manajer HRD perusahaan elektronik. Sembilan tahun sudah Yunan mengarungi bahtera rumah tangga bersama Heny (35 tahun), ibu rumah tangga. Bagi Yunan sembilan tahun adalah waktu yang cukup lama. Namun secara usia perkawinan, sembilan tahun adalah usia yang masih sangat muda. Walau baru sembilan tahun, Yunan merasa sudah mulai jenuh berhubungan dengan istrinya, yang berujung mulai mencari-cari kesalahan istri dan menjadikannya sebagai ajang untuk marah-marah.

Kejadian ini sudah berlangsung selama satu tahun. Di luar alam sadarnya, rasa bosan tersebut muncul secara perlan-lahan. Untuk menghilang rasa bosan, suami Heny ini mulai berbagi “cinta” dengan wanita lain yang lebih muda dan segar. adalah Ani (27 tahun), rekan kerjanya sendiri menjadi pilihan jalinan asmaranya. Diakui Yunan, secara fisik Ani adalah tipe wanita idealnya. Tinggi, semampai, bertubuh ramping namun bagian dada berisi, berkulit putih dan berambut panjang. Tidak seperti Heny yang berkulit putih tapi sedikit gemuk akibat melahirkan anak kedua tak menjaga badan. Walaupun Heny sudah berusaha untuk mengontrol pola makannya, tapi berat Heny tetap meningkat.

“Dengan Ani, gairah saya muncul. Ani bisa membumbui cinta menjadi lebih mesra, membuat hidup menjadi lebih indah. Hal seperti ini tidak saya dapatkan lagi dari istri. Padahal saya ingin hubungan suami istri tetap mesra dan bergairah sepanjang masa,” dalih pria selingkuh berdarah Palembang ini.

Perilaku buruk Yunan semakin semena-mena saja terhadap istrinya sebab kondisi sang istri yang berasal dari keluarga bersahaja, yang tidak mempunyai kekuatan ekonomi dan sangat bergantung sepenuhnya pada suami.

Kejenuhan yang mendera Yunan juga dialami oleh Basridal, 40 tahun, asisten manajer marketing perusahaan tranportasi terbesar di Indonesia. Pria yang sukses dalam meniti karir ini sedang dilanda konflik rumahtangga. Yang katanya bisa berujung perceraian. Pasalnya, ia maupun sang istri, Jasmine (35 tahun), manajer keuangan di salah satu BUMN, sedang dilanda kejenuhan dalam berhubungan. Peristiwa ini sebenarnya sudah berlangsung lama. Dan keduanya, telah pula saling mencari kebahagiaan di luar rumah. Jasmine tidak bisa menggugat suaminya karena dia juga melakukan hal yang sama.

Baik Basridal maupun Jasmin, selain enggan berinteraksi dan berkomunikasi, tapi juga sudah jarang melakukan hubungan seksual. Bilapun keduanya menjalin kontak seksual, itupun sekedar formalitas belaka. Tidak seperti dulu lagi, penuh gairah, romantis karena melibatkan emosi. “Sebelum mempunyai anak, minimal dua kali seminggu kami rutin berhubungan seksual. Tapi kini, kami merasa kehilangan gairah,” ungkao Basridal. Lanjutnya”Kini, hubungan saya dengan istri tidak lagi diikat atas dasar cinta, tapi atas dasar keberadaan anak. Anaklah yang mengikat kami berdua. Seandainya kami belum punya anak, mungkin kami sudah bercerai. Saya menyadari hubungan seperti ini tidak baik, rasa jenuh pada istri harus dihilangkan sedapat mungkin. Saya pernah membicarakan masalah ini dengan istri, tapi belum ada titik temunya sampai sekarang. Kami berdua sudah mempunyai niat untuk menyelesaikan masalah ini.”

Sebenarnya, kejenuhan dalam berhubungan dengan pasangan tidak saja dialami oleh Yunan dan Basridal. Ratusan bahkan ribuan pasangan di dunia ini pernah mengalami masalah seperti ini. Seperti yang diungkap sebuah riset, bahwa setelah lima tahun, pasangan suami-istri akan mulai mengalami kejenuhan terhadap pasangannya masing-masing. Hal ini dibenarkan oleh pakar seks, Dr. Boyke Dian Nugraha.

“Hasil penelitian yang saya lakukan menyimpulkan, setelah lima tahun berumahtangga memang akan terjadi kejenuhan. Kasus seperti ini harus disadari oleh setiap suami istri dan kalau bisa harus diantisipasi secepat mungkin. Saya sering mendapatkan pasien yang seperti ini,” tutur pengelola Klinik Pasutri yang berlokasi di Jalan Tebet Timur Dalam Raya No. 69, Jakarta Selatan.